Industri Properti Butuh Suku Bunga Kredit yang Rendah
Dikutip dari VIVA.co.id – Bank Indonesia (BI) telah menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 0,25 basis poin (bps) menjadi 7,25 persen beberapa waktu yang lalu.
Namun, penurunan ini dianggap belum akan berdampak pada industri domestik, terutama sektor properti.
Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Eddy Hussy, mengatakan selama bunga perbankan tidak mengikuti langkah bank sentral untuk menurunkan suku bunganya, sulit rasanya pertumbuhan properti pada tahun ini akan membaik dibandingkan tahun lalu.
“Bagi kami para pengembang, properti butuh bunga yang lebih rendah. KPR (kredit pemilikan rumah) itu jangka panjang semua. Rata-rata mereka 10-15 tahun,” ujar Eddy di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat 5 Februari 2016.
Eddy menjelaskan, jika bank sentral kembali melonggarkan kebijakan moneternya, tentu tidak hanya sektor properti yang terkenda dampak positif, melainkan sektor industri lainnya. Dengan begitu, ekonomi nasional akan bergerak secara merata.
Meski begitu, dia tetap mengapresiasi langkah bank sentral yang telah menurunkan tingkat suku bunga acuannya.
Dia berharap, ke depan BI akan mempertimbangkan untuk melonggarkan kembali kebijakan moneternya.
“Kami tetap sambut positif. Kalau bisa lebih rendah lagi (suku bunga acuan), akan beda lagi pertumbuhan properti di tahun ini. Sekarang BI Rate 7,25 persen. Kami harapkan bisa turun lagi,” kata Eddy. (ren)
(sumber : bisnis.news.viva.co.id)